One
Day Trip Surabaya
Status:
complete
Mission:
goal/failed
Date
: 16th December 2018
By:
Margaret,
18th December 2018
Hallo
sobat petualang (ceilah mar sok akrab), kali ini aku mau berbagi cerita
tentang pengalaman “My one day trip in Surabaya”. Motoku, “Pergi sendiri? Ayo!
Siapa takut!”
Berawal
dari rasa kangenku naik kereta api (soalnya udah nggak ada lagi orang yang aku
kangeni disana, hikss…. *nangis di
pojokan), aku memutuskan untuk berangkat sendirian ke kota pahlawan tersebut. Sendirian, sendirian, sendirian, sendirian seperti Squidward dalam serial Spongebob SquarePants
Tanggal
9 Desember 2018.
Pertama,
beli tiket. Tiket kereta api lokal harus dibeli di loket, dan nggak bisa dibeli
secara online. Mau nggak mau ya harus antri, dan nomor antrian bisa diambil 1
jam sebelum loket dibuka jam 9 pagi. Pesan tiket kereta baiknya H-7 ya, dan
datang pagi. Soalnya aku pernah datang
agak siangan, antrinya udah ratusan (berapa lapis? ratusan), belum lagi kalau akhir tahun begini kalau
nggak pesan lebih awal ya ntar nggak kebagian tempat duduk.
Uuu
Aku
sampai di loket Stasiun Tulungagung sekitar jam 08.25, gara-gara harus nyariin
kacamata dulu nih, hilang-hilang mulu kayak dia.
Dan,
taraaaa……. Aku dapat nomor antrian 83. Dan lihat nomor antrian yang aku dapat.
Kata
petugasnya sih karena mesin pencetak nomor antriannya masih error.
Ambil
formulir, dan isi. Kalau masih bingung mengisi jam keberangkatan, bisa baca di
papan depan loket. (kalau disini letaknya di depan loket, kalau di stasiun
lainnya aku kurang tau :P)
![]() |
Formulir pemesanan tiket kereta api |
Setelah
diisi, tunggu sampai nomor kita dipanggil.
Sesuai
perkiraanku yaitu waktu pemrosesan tiket sekitar 1 menit, pukul 10:32 dipanggilah
nomor antrianku.
Bayar,
dan dapatlah tiket.
![]() |
Tiket berangkat. Tiket pulangnya lupa nggak aku foto, maaf :( |
Aku
berangkat dari Stasiun Tulungagung menuju Stasiun Wonokromo, Surabaya.
Sampai
Desember 2018 ini, tiket sekali jalan Tulungagung-Surabaya Rp. 15.000. Murah banget kan. (kurang
tahu mungkin tahun depan ada kenaikan harga, semoga aja sih nggak naik :P)
Sehari
sebelum berangkat, aku siapkan dulu apa yang mau dibawa, mulai camilan, obat, alat
jahit, minyak kayu putih, plester luka, dompet, powerbank, handphone, tongsis,
keyBCA, dompet (dan isinya), dan yang paling utama tiket keretanya. (belajar dari pengalaman saat melancong banyak insiden tak terduga yang harus diwaspadai)
Dan
tibalah hari keberangkatan menuju jomblo traveler sejati :P
Setelah
parkir motor di tempat penitipan sepeda motor yg letaknya di depan stasiun, dan
membayar Rp. 4000. Aku bergegas masuk ruang tunggu stasiun.
![]() |
Datang lebih awal, lebih baik |
![]() |
Gabut,sorry :( |
![]() | |||
Suasana ruang tunggu di Stasiun Tulungagung |
Sekitar
15 menit sebelum kereta datang, aku check-in ticket dan menunjukan kartu
identitasku (KTP).
Kereta
terlambat sekitar 8 menit.an, ya namanya juga musim liburan, harap maklum.
Ku masuki gerbong 3 dan cari tempat duduk 15 E.
Dan
di bangku depanku 16 D sudah ada ibu yang duduk, ibu ini naik dari stasiun
sebelumnya.
Ibu
ini sekilas aku lihat kayak pakai cadar. Aku emang segan kalau mau ngobrol sama orang yg bercadar,
nggak tau kenapa.
![]() |
Tak lengkap rasanya bila tidak berswafoto |
Ibu
yg awalnya aku kira bercadar, eh ternyata itu jilbab yang ditaruh atas sebagai
penutup hidung (dijadiin masker getoo).
Kereta
berjalan kembali, dua stasiun dilewati, barulah si ibu ini merapikan jilbabnya.
Ibu
ini mencoba memulai berkomunikasi dengan menanyakan tujuanku kemana.
"Badhe
dhateng pundi mbak?"(Mau kemana mbak?)
"Wonokromo
Bu, panjenengan?" (Wonokromo Bu, anda?)
"Kula
dhateng Jombang" (Saya ke Jombang)
Dan
percakapan terus berlangsung, mulai dari basa-basi, saling nanya soal kerjaan,
sampai muncullah sifatku yang aneh, yg suka nanya-nanya apa aja, termasuk
sepanjang jalan ngomongin persawahan dan dunia cocok tanam. Aku nggak merasa
lagi solo traveling, aku merasa ini lagi traveling sama ibu ataupun sama budheku
(bibi).
Aku
aja sampai minta foto buat mengabadikan perjalananku yang menyenangkan ini.
Jombang
berlalu, ya aku jadi pendiam lagi, hanya ngobrol basa-basi dengan mahasiswi di
sebelahku.
10.30
sampai di Stasiun Wonokromo (telat 10 menit, soalnya di stasiun susuhan Kediri,
sempat berhenti 20 menit karena harus ngalah dengan KA jarak jauh), dan kereta
ngebut setelah dari Stasiun Tarik.
Ke
toilet stasiun, gak tahan antrinya, aku memilih toilet berbayar di luar stasiun.
Setelah
itu aku jalan ke selatannya JPO, banyak bapak-bapak grab dan gojek yang
mangkal. (Ojek online kok mangkal? Hmmm saya tidak tahu)
Aku
naik grab, nggak tau kenapa karena enak sih bisa chat via aplikasi.
Sampai
di kebun binatang Surabaya, langsung disamperin bapak-bapak. Apakah itu
paman saya?
Yap, itu adalah tukang foto yang menawarkan jasanya memotret saya di depan patung Sura dan Baya yang menjadi ikon dari kota ini.
Yap, itu adalah tukang foto yang menawarkan jasanya memotret saya di depan patung Sura dan Baya yang menjadi ikon dari kota ini.
"Pinten
pak?" (Berapa pak?)
"10
ribu saja kak, cetak ukuran segini (menunjukkan foto ukuran 6R), nanti soft
copynya gratis kak"
"Mangke
mawon pak, pas balik.e" (nanti saja pak, saat pulangnya)
"Nanti
pulangnya nggak lewat sini kak, lewat pintu belakang sana, jadi jauh kalau mau
ke sini lagi" (harus putar balik kalau mau ke patung Sura dan Baya ini)
"Oke
pak"
Difotolah
aku, sekitar 5x. Lalu aku disuruh ikuti dia, ke arah daerah belakang loket
(kalau menurutku itu arahnya ke barat laut dari patung Surabaya)
Ditanya
sama mbak-mbak yg pegang laptop alias bagian yang nyetak.
Aku
pilih 2, cetak 6R. Sekalian minta softcopynya gratis untuk foto yang dicetak
tadi. Menunggu
3 menitan, jadi, bayar.
Nggak fotogenik |
Btsnya ini aku hampir njungkel gara-gara tasku gak nempel ke tiang |
![]() |
Masih kesel, jadi susah senyum |
Lalu aku kembali ke patung Surabaya lagi, aku berfoto
dari sisi samping.
Tiba-tiba
ada orang asing gondrong sebahu, ada tato di leher dan berbadan tinggi besar
(orang Indonesia kok) datang menghampiriku yang sedang selfie-selfie setengah
nggak niat karena barusan dikabari kawanku yang nggak bisa datang karena dinas
-_-, padahal kemarin lusanya dia bilang Insya Allah, kalau gak bisa ya bilang
aja, nggak usah terkesan basa-basi.
Oke
balik lagi ke orang asingtadi.
"Mbak
bisa minta tolong fotokan"
"Oke"
(hpnya diberikan ke aku)
"Mas
ini brightness nya nggak bisa ditambah? Ini gelap banget, susah saya
lihatnya"
"Udah
kecerahan penuh itu mbak"
![]() |
Ini yang difotoin Stranger tadi |
Cekrek2,
aku fotoin 4x, soalnya gelap tadi nggak bisa lihat ngeblur atau enggaknya.
"Mbak
nggak gantian saya fotoin?"
"Iya
mas" (aku kasihkan hpku)
Cekrek.
"Sudah 1 mbak, nggak lagi?"
"Udah
mas 1 aja, terima kasih" (Ya agak skeptis juga lihat penampilan orang ini
garang abis, bukannya nge-judge, tapi waspada itu perlu kan. Apalagi aku lagi
solo traveling)
"Aku
juga terima kasih mbak" Dan orang itu pun pergi menuju arah depan patung.
Aku
bergegas antri tiket masuk lalu membayar Rp. 15.000 , and sh*t.... Tasku putus, karena kelebihan muatan.
Setelah
masuk, langsung cari toilet, dan..... toiletnya berbayar juga, antri lumayan
panjang.
Di dalam toilet, ku jahit tasku, asal-asalan gak masalah yang penting
bisa dipakai. (insiden ini sering terjadi)
Selepas
itu, aku berkeliling berswafoto namun tak banyak. 1 jam berkeliling, aku masih
ceria.
![]() |
Saudaraku katanya |
![]() |
Sejenis kanguru |
![]() |
Monyet-monyet kecil |
![]() |
Ini burung atau ayam kalkun, aku lupa |
![]() |
Jerapahnya mana? |
![]() |
Sedih, harimaunya ngaum-ngaum 5 menit lebih, kuperkirakan karena ia kelaparan |
![]() |
Ini orang utan, kalau aku orang kota, haha |
![]() |
Ini kijang, alias rusa |
![]() |
Dapatkah kamu melihat beruang? |
Kemudian, ku merasa kurang sehat, karena yang sebelumnya panas,
tiba-tiba mendung dan angin lumayan kencang.
Keringat
dingin, dan mulai pusing, aku cari tempat duduk.
Sembari
kesal, aku makan oleh-oleh yang harusnya kuberikan kepada kawanku. (Sebel sih aku)
Jam 1 siang, hujan
mengguyur deras. Beruntungnya aku berada tak jauh dari wisata perahu yg di
lantai 1 ada tempat untuk berteduh. Banyak orang yang duduk disitu, dan
beberapa memilih berdiri di terasnya.
Sekitar jam 14.40, aku bingung mau melanjutkan perjalanan yang rencananya ke Tugu pahlawan,
terpaksa batal karena jam segitu museumnya sudah tutup (percuma dong)
Aku memutuskan untuk
naik perahu. Dengan membayar 13 ribu, kita diberi tiket berupa kartu yang ada
barcode nya, lalu di serahkan untuk di scan petugasnya. (Maaf nggak sempat
fotoin)
![]() |
nggak jernih airnya :( |
Setelah
turun dari wahana perahu, aku keluar dari Kebun Binatang Surabaya. Dan dengan
petunjuk Google Maps, aku harus berjalan sekitar 350m untuk mencari ATM BCA
terdekat. (dan ternyata ATM berada di dalam sebuah minimarket)
Keluar
dari minimarket, aku memesan Grab bike menuju Taman Prestasi. Menunggu sekitar
7 menit lamanya, dengan memanfaatkan kode promo Grab, yaitu membayar 1 Rupiah
saja.
Sempat
dibuat pusing karena HP drivernya habis baterai setelah menerima orderan, dan…..
Kami kesasar, konyol rasanya tersesat
saat naik transportasi online, si bapak ini ternyata nggak tahu taman prestasi
itu dimana.
Amsyooong
dah, karena titik koordinat di Google Maps juga tidak akurat. Dan….. jengjeng
sampailah aku ke Monumen Kapal Selam. (firasatku mulai tak enak karena ada
kenangan bersama mantan di tempat
bersejarah itu)
“Pak,
kalau nggak ketemu tamannya, turunin saya di monkasel aja”
Seberhentinya
di monkasel, ada mas-mas gojek yang sedang berhenti di depan parkirannya.
Ahhhhh
sh*t…… konyolnya ada driver grab malah nanya alamat ke driver gojek.
Lalu
masih diantarkanlah aku ke Taman Prestasi tadi (tanpa tambahan ongkos, yaiyalah
kan aku pakai kode promo, lol)
Dan
sampailah, dengan muka kucel belum sempat touch up bedak lagi.
![]() |
Replika pesawat di Taman Prestasi Surabaya |
Sekitar
20 menit, aku kembali memesan Grab. Sialnya, aplikasiku error gara-gara si
bapak tadi belum klik “sampai”. Coba restart hp, login logout, klik “saya sudah
sampai” juga nggak ngaruh.
Aku
pun teringat punya akun grab dengan nomor lain, dan karena males cash, aku pun
top-up ovo via e-banking. (untung bawa klikBCA, jadi gampang mau transaksi
keuangan) Aku nggak lagi promosi loh
![]() |
SangPisang |
Setelah
membeli pisang nugget SangPisang di daerah Jalan Trenggilis, aku menuju Stasiun
Wonokromo dengan orderan offline si bapak yang mengantarkanku dari Taman
Prestasi menuju outlet SangPisang tadi. Aku membayar tunai 15 ribu, padahal si
bapak meminta 10 ribu saja, gak masalah sih dilebihin, soalnya si bapak cukup
menghiburku yang sedang setengah kesal karena banyak yang tak sesuai rencana
pada perjalananku ini.
![]() |
Waktunya kembali ke realita |
Perjalanan pulang, sungguh tidak nyaman, kereta ngebut, AC kurang dingin, tapi beruntung soalnya di depanku ada dedek manis nan cakep, ya nyegerin mata untuk perjalanan yang melelahkan ini.
Semoga tulisanku ini membantu para jomblo traveler, solo traveler, liburan sendiri, dan para pejuang LDR yang ingin berwisata sendirian satu hari ke Surabaya.
Dari rencana 3-4 destinasi, berkurang tinggal 2 destinasi yang bisa aku kunjungi karena faktor cuaca dan tubuh yang kurang prima. Tunggu "One Day Trip" selanjutnya ya.
Sebisa mungkin 1 bulan sekali aku akan tuliskan pengalaman one day trip ku di kota lain di Jawa Timur.
Sekian dariku, dan selamat berpetualang. :)
Surabaya itu keren, cuma ga kuat sama panasnya ckckc
BalasHapusSurabaya itu panas.. apalagi kalo jalan sendirian tambah panas :v
BalasHapus