Tentang Pernikahan

Tentang pernikahan.
Oleh Margareta H.

Banyak yang bilang, pernikahan kalau bisa harus disegerakan.
Kalau udah kenal, cocok, cepetan nikah gih, daripada ntar MBA malah dosa+bikin malu keluarga.

Nikah muda, usia 18-21 silahkan.
Nikah di usia 22-30, silahkan.
Pernikahan kedua, ketiga, keempat?Silahkan.
Menikah di usia dini, 17 tahun ke bawah. Jujur, saya tidak merekomendasikan yg ini.
Karena sebuah pernikahan bukan hal yang main-main. Kamu harus memastikan bisa bertahan selama mungkin dengan orang yg kamu pilih sebagai pasangan hidupmu.
Sebenarnya bukan masalah umur, ini masalah kesiapan secara mental dan materi.

"Cepetan nikah gih, kan udah punya calon, kan keluarga udah saling setuju, lagian udah pacaran lama juga, masa masih kurang waktu juga padahal udah lama kenal" hehehe lucu sih ini.
Banyak orang bilang gitu.
Dengan entengnya, tanpa mikir lebih dulu.
FYI, yang udah pacaran bertahun-tahun dan udah hampir hari H aja, masih bisa putus, masih bisa gagal nikah, karena dirasa tidak ada kecocokan.
Aneh ya? Itulah emosi yang dimiliki manusia, dan berkomitmen itu sama dengan bekerja sama.
Jika ternyata nggak cocok, apa harus dipaksa? (Mengutip sedikit dari tulisan Fiersa Besari)

Balik lagi ke usia nikah.
Segeralah menikah jika itu membuatmu merasa lebih baik. Itu hak kamu.
Tapi jangan kamu suruh orang lain untuk menjadi "seperti kamu".
Ada sebagian orang yang masih merawat luka. Merajut lagi yang telah rusak, merekatkan lagi yang telah lepas, menata kembali yang telah hancur.
Menikahlah kawan, menikahlah.

Tapi jangan pernah sekalipun ku dengar dari lisanmu "ah, harusnya aku jangan nikah dulu di usia muda"
Karena sebuah keputusan yang telah kamu buat, itulah yang harus kamu tanggung dan jalani.

10 September 2018

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2025 Suka pergi sendirian | Designed With By Templateclue
Scroll To Top